Senin, 27 Mei 2013

Mari kita menjadi Ahli Syukur





Seorang mandor bangunan yg berada di lantait 5 ingin memanggil pekerjanya yg lagi bekerja di bawah…
Setelah sang mandor berkali-kali berteriak memanggil, si pekerja tidak dapat mendengar karena fokus pada pekerjaannya dan bisingnya alat bangunan.
Sang mandor terus berusaha agar si pekerja mau menoleh ke atas, dilemparnya Rp. 1.000- yg jatuh tepat di sebelah si pekerja.


Sabtu, 25 Mei 2013

10 Resep Sukses Bangsa Jepang dalam Membangun Ekonomi





1. KERJA KERAS

Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis 1680 jam/tahun). Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan "agak memalukan" di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk "yang tidak dibutuhkan" oleh perusahaan.


Jumat, 17 Mei 2013

Jawa Timur Juara Umum Kejurnas-IV Persinas Asad (Remaja) 2013



Jawa Timur Juara Umum Kejurnas-IV Persinas Asad (Remaja) 2013


Kontingen Persinas Asad Jawa Timur tampil sebagai Juara Umum Kejurnas IV Persinas Asad (Remaja) 2013
berfoto bersama Council of Sesepuh Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antar Bangsa)
Mayjen TNI Eddie (Purn) Mardjoeki Nalapraya (tengah baju hitam).

Rabu, 01 Mei 2013

Mengapa Warga LDII Kaum Laki-laki Bercelana Ngatung di atas Mata Kaki?


Mengapa Warga LDII Kaum Laki-laki Bercelana Ngatung di atas Mata Kaki?

Warga LDII berpakaian ngatung (bahasa jawa : cingkrang) di atas mata kaki seperti itu dalam rangka menta’ati sabda Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam yang tercantum di dalam Hadits Abu Daud, Kitaabul Libaas (Catatan Pakaian) , Juz 2, Bab Perkiraan Tempat Pakaian, secara berturut-turut akan dijelaskan di bawah ini:
Yang artinya : “Pakaian orang islam itu sampai separo betis dan tidak berdosa jika antara separo betis dengan kedua mata kaki, pakaian yang melebihi kedua mata kaki itu dalam neraka. Barang siapa yang melembrehkan (memanjangkan pakaiannya sampai melebihi kedua mata kakinya) dengan sombong (sengaja menolak kebenaran dan meremehkan), maka Alloh tidak akan memperhatikannya”.
Di dalam Hadits Tirmidzi Juz 3 hal 516, dari Abi Dzar, Nabi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam, bersabda:
Yang artinya: “Ada tiga golongan, pada hari Kiamat kelak Alloh tidak akan memperhatikan mereka dan tidak akan mensucikan mereka dan mereka memperoleh siksa yang pedih. Kami (Abi Dzar) bertanya: “Siapa mereka itu, ya Rosuulallooh? Mereka itu sungguh rugi dan merugi”. Maka Rosuulullooh bersabda: “Orang yang mengungkit-ungkit dan orang yang mengisbal/melembrehkan pakaiannya dan orang yang menawarkan barang dagangannya dengan bersumpah dusta”.

Sarasehan EKonomi Syariah LDII


ventje Raharjo: "Bank Syariah Bukan Bank Alternatif"


Kediri – Hal ini disampaikan oleh Dirut BRI Syariah dalam acara
Sarasehan EKonomi Syariah LDII yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Walibarokah Kediri, Jumat 1 Juli 2011.
Perkembangan Ekonomi Islam (Islamic Economy) baik sebagai ilmu pengetahuan maupun sebagai sebuah sistem ekonomi telah mendapat banyak sambutan positif di tingkat global. 
“Di Indonesia potensi ekonomi syariah luar biasa namun belum dimanfaatkan secara maksimal”, kata Ventje dalam paparannya pada Sarasehan Ekonomi Syariah LDII dan BRI Syariah.
Indonesia mempunyai banyak masjid, pondok pesantren, bahkan berpenduduk Islam terbesar di Dunia. Kalau semuanya ini bisa terlayani dengan baik akan menjadi kekuatan bangsa yang sangat besar. “Kalau kita bisa melayani masyarakat Indonesia yang berpenduduk muslim terbesar di Dunia, tentu ini akan menjadi sebuah kekuatan besar bagi bangsa Indonesia”, lanjut Ventje.
Untuk itu, dia berpesan, agar pesantren mampu menerapkan ekonomi syariah dengan menyesuaikan dengan sistem syariah yang sesuai dengan perkembangan modenisasi. (gB)

Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional


Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional - Kajian akademis mengenai perbankan syariah banyak berintikan pada keraguan para ekonom atau bankir akan sistem perbankan syariah yang diterapkan dalam sistem perekonomian. Sementara itu, perbankan konvensional yang kita kenal sekarang merupakan hasil dari proses perkembangan yang panjang dan berjalan dengan mapan dalam masyarakat. Maka tidaklah mengejutkan bila persepsi orang mengenai bank selalu terkait dengan suku bunga. Perkembangan persepsi masyarakat mengenai perbedaan perbankan syariah dan perbankan konvensionalpun masih begitu minim.