Sabtu, 30 Maret 2013

Krisis Air Global


Krisis air secara global yang kerap terjadi dengan intensitas yang cukup mengkhawatirkan akan membuat bangsa-bangsa di dunia ke depan semakin sulit memperoleh air. Jumlah air yang bisa diperoleh per kepala akan menurun drastis pada masa-masa yang akan datang. Padahal, realitas menunjukkan kebutuhan air antarsektor terus meningkat baik secara kuantitas, kualitas, maupun kontinuitasnya. Itu sangat berpengaruh bagi semua aspek kehidupan manusia, bahkan makhluk hidup lainnya, sebagai efek langsung dari krisis air itu.

Sisakan Air untuk Generasi Mendatang
Dulu air dianggap tak memiliki nilai ekonomis. Air bersih dapat ditemukan di mana-mana. Nenek moyang kita yang meminum air tanpa direbus pun tak memberi dampak buruk bagi kesehatan mereka. Sekarang, air menjadi sesuatu yang bernilai tinggi jika dirupiahkan. Air tak lagi dapat langsung dikonsumsi seperti sebelumnya.
NENEK moyang kita mungkin tak pernah menyangka jika pada saat ini akan ada orang yang membeli air. Demikian pula hal yang dialami oleh suatu perusahaan air minum dalam kemasan yang mendapat cemoohan ketika hendak memulai usahanya. Nada-nada pesimis muncul dari orang-orang sekitar yang meragukan ide sang pengusaha. “Mana ada orang yang mau membeli air dalam kemasan.” Namun cemoohan orang tersebut akhirnya terbantahkan. Pada hari ini perusahaan air minum dalam kemasan tersebut mampu bertahan dan bahkan menjadi perusahaan nomor satu di Indonesia.
Menengok kedua hal di atas, kita dapat mengambil suatu hikmah. Bahwa air yang dahulunya dianggap tak memiliki nilai ekonomis, akhirnya menjadi sesuatu yang bernilai tinggi. Hal ini dapat menjadi bahan renungan bagi orang yang kritis melihat perubahan yang ada. Bagaimana air yang dulunya adalah sesuatu yang dengan mudah diperoleh, namun kini perlahan telah berubah. Air tak lagi dapat langsung digunakan seperti sebelumnya.
Sekarang ini air sebelum digunakan harus melalui berbagai proses terlebih dahulu. Bahkan perusahaan air minum yang bermunculan di mana-mana menandakan bahwa perlahan air berubah menjadi seuatu yang sulit didapatkan. Dan hal yang lebih penting adalah bahwa persediaam air yang dapat dimanfaatkan sangatlah terbatas dibandingkan dengan jumlah air secara keseluruhan.
Seiring perkembangan zaman, pola perilaku kehidupan pun kian berubah. Berbagai kepentingan manusia modern yang akhirnya berbenturan dengan kelestarian alam. Ekploitasi sumber daya alam secara besar-besaran memberi dampak negatif terhadap alam. Pencemaran udara, rusaknya struktur tanah, pemanasan global, berubahnya iklim secara ekstrem dan banyak lagi dampak negatif lainnya. Pundi-pundi air di dalam perut bumi perlahan dikuras oleh orang-orang yang tak berpikir panjang. Mereka hanya mementingkan diri tanpa memikirkan nasib generasi berikutnya. Kegiatan penambangan yang berdalih demi kesejahteraan manusia berdampak sebaliknya dengan hilangnya simpanan air di dalam perut bumi.
Bersyukurlah kita sebagai bangsa Indonesia yang dikaruaniai sumber air melimpah. Tinggal bagaimana kita bijaksana dalam mengelola dan memanfaatkannya. Banjir dan kekeringan yang telah melanda sebagian wilayah adalah peringatan besar bagi kita. Diketahui bersama bahwa terjadinya banjir dikarenakan tidak adanya penyerapan terhadap air hujan, sehingga air menggenang kemana-mana di permukaan tanah. Air hujan yang melimpah akhirnya mengalir ke muara setelah merendam pemukiman warga. Setelah musim berganti, kemarau tiba. Kekeringan pun tak terelakkan. Air yang melimpah pada musim hujan tak tersimpan baik sehingga masyarakat mengalami kekurangan air.
Manusia tidak bisa memproduksi air, kita hanya bisa memindahkannya dan membuatnya murni atau tercemar. Di bumi, Alloh menuangkan ±70% permukaannya dengan air. Bahkan dalam tubuh manusia pun, rata-rata 65% -nya terdiri atas air. Alloh juga menciptakan fenomena hujan untuk mengatur persebaran air secara alami di tempat manusia berpijak.
Di bangku Sekolah Dasar, kita dapati pemahaman bahwa air termasuk benda yang dapat diperbarui. Namun kenyataanya, kepadatan manusia yang tinggi terus memanfaatkan dan sekaligus mencemar air bersih, dengan kecepatan yang melebihi kemampuan sistem hidrologi alam untuk membersihkannya kembali. Sebuah teguran bagi kita, apakah kita sudah andil memperbarui atau belum?
Bercermin pada perkotaan Indonesia, ternyata kemajuan teknologi kita dan perputaran perekonomian masyarakat yang cepat bukan jadi jaminan pengelolaan air bersih oleh manusia. Sadar atau tidak, air bersih sekarang sudah merupakan komoditi yang “langka” dan relatif mahal – khususnya di perkotaan.
Menengok pada Ibu Kota Jakarta, maka didapati sekitar 20% dari penduduknya belum memiliki kakus. Ini berarti kurang lebih kotoran dari dua juta manusia setiap harinya langsung dilepas  dalam resapan tanan, aliran kali, sungai serta pesisir. Demikian pula soal sampah, berat limbah padat yang mencemari dalam sistem air tanah dan sungai Jakarta diperkirakan setara dengan beban 140 gajah (kalikan ±6 ton) – setiap hari. Belum lagi sekitar 400.000 liter limbah cair yang setiap hari “dituang” ke dalam sistem kali dan sungai Ibu Kota.
Terima atau tidak, ketidaksyukuran yang sistematis ini membawa petaka yang dihadapi bersama. Berdasarkan pengamatan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLDH) 60% air bersih di Jakarta sudah tidak layak minum serta 13 aliran sungai besar di Jakarta berstatus tercemar berat. Tingginya eskploitasi air tanah di Jakarta juga sebabkan hilangnya air dari bebatuan purba, bukan dari resapan air. Air tanah yang diambil bukan lagi hasil serapan. Pembangunan hunian baru pun bukan berarti menyesuaikan, menurut BPLDH 50% hunian apartemen Jakarta tidak memiliki fasilitas pengolahan limbah.
Proses pemanfaatan air yang  ternyata memberikan umpan balik negatif pada lingkungan tidak membuat sistem sosial kita berhenti, dan mengevaluasi. Tidak ada pengawasan kuat membuat pengeboran bor artesis seakan liar, baik kebutuhan rumah pribadi hingga gedung. Ditambah dengan beban bangunan yang memadati Jakarta. Hal tersebut telah akibatkan penurunan permukaan tanah Jakarta di beberapa tempat hingga secepat 25 cm pertahun. Hasil penelitian konsorsium Jakarta Coastal Defence Strategy di tahun 2010 menyebutkan sekitar 40% wilayah Jakarta berada di permukaan Laut. Tidak hanya Jakarta, intrusi air laut ke dalam deposit air tanah kini sudah lazim terjadi di kota besar pesisir.
Kelengahan kita mengelola air membawa konsekuensi finansial. Air bersih di Jakarta termasuk yang termahal di dunia. Tarif air yang besar harus ditanggung sekitar separuh penduduk Jakarta yang bisa menikmati fasilitas penyaluran air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Separuh lainnya ‘berebutan’ memanfaatkan air tanah melalui pengeboran sumur-sumur, itupun jika beruntung cadangan air tanah masih ada dan layak minum. Alternatif lainnya adalah membeli air jerigen eceran, dengan harga yang berlipat-lipat kali lebih mahal dari PDAM.
Setiap hari kita menggunakan air, namun permulaan kisah perjalanan air yang kita tahu hanya sebatas dari keran di tempat tinggal kita. Tapi kenyataanya,  kini mata air yang titik awal kemunculan air di hulu, semakin menyusut jumlah sumberannya akibat aktifitas penebangan hutan besar-besaran, khususnya hutan resapan. Sebab ini, hemat penggunaan benda berbahan dasar kayu, kertas dan tissue juga bagian dari pelestarian air bersih.
Dengan ironi air saat ini, akankah membuat kita lebih bijak mengelola air? Ataukah terus berlomba-lomba mengambil yang tersisa. Sejauh apa kesadaran kita mau bertanggung-jawab pada alam? Terpenting, sebarapa besar kesungguhan kita untuk menyisakan air bersih untuk Generasi Penerus?.//**
Tampung Air Hujan dengan Sumur Resapan
SUMUR Resapan adalah sistem peresepan yang mampu menampung air hujan yang langsung melalui atap atau pipa talang bangunan. Bentuknya bisa berupa sumur, kolam, parit, atau lubang biopori.
Fungsinya adalah untuk meresapkan air ke dalam tanah atau mengisi kembali air tanah yang dangkal. Tujuannya untuk mengurangi erosi, menyimpan dan menaikan permukaan air tanah dalam rangka penyelamatan sumberdaya air.
Air yang diresapkan haruslah air hujan yang tidak tercemar limbah industri maupun limbah rumah tangga (minimal mutu air kelas tiga).
Bagaimana sebenarnya sumur resapan itu bekerja? Air hujan yang jatuh ke halaman kita setidaknya 85 persen harus bias diserap oleh halaman tersebut agar tidak meluapkan banjir. Halaman rumah kita secara alamiah bisa menyerap curahan air hujanyang jatuh, termasuk dari atap rumah, yang mengalir melalui talang. Di sini sumur resapan akan mengurangi sumbangan bencana banjir dengan mengurangi sumbangan run off air hujan.
Di bawah tanah, resapan ini akan masuk merembes lapisan tanah yang disebut sebagai lapisan tidak jenuh, dimana tanah (dari berbagai jenis) masih bisa menyerap air, kemudian masuk menembus permukaan tanah (water table) di mana di bawahnya terdapat air tanah (ground water) yang terperangkap di lapisan tanah yang jenuh. Air tanah inilah yang sebenarnya kita konsumsi.
Masuknya air hujan melalui peresapan inilah yang menjaga cadangan air tanah agar tetap bisa dicapai dengan mudah. Ini karena permukaan air tanah memang bisa berubah-ubah, tergantung dari suplai dan eksploitasinya. Dengan teralirkan ke dalam sumur resapan, air hujan yang jatuh di areal rumah kita tidak terbuang percuma ke selokan lalu mengalir ke sungai.
Bagaimana sebaiknya Sumur Resapan di pekarangan rumah kita dibuat? Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor: 06-2459-2002 tentang Spesifikasi Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan menetapkan beberapa persyaratan umum yang harus dipenuhi sebuah sumur resapan yaitu:
1. Sumur resapan harus berada pada lahan yang datar, tidak pada tanah berlereng, curam atau labil.
2. Sumur resapan harus dijauhkan dari tempat penimbunan sampah, jauh dari septic tank (minimum 5 meter diukur dari tepi), dan berjarak minimum 1 meter dari fondasi bangunan.
3. Penggalian sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau maksimal dua meter di bawah permukaan air tanah. Kedalaman muka air (water table) tanah minimum 1,50 meter pada musim hujan.
4. Struktur tanah harus mempunyai permeabilitas tanah (kemampuan tanah menyerap air) lebih besar atau sama dengan 2,0 cm per jam (artinya, genangan air setinggi 2 cm akan teresap habis dalam 1 jam), dengan tiga klasifikasi, yaitu: (1) Permeabilitas sedang, yaitu 2,0-3,6 cm per jam; (2) Permeabilitas tanah agak cepat (pasir halus), yaitu 3,6-36 cm per jam; dan (3) Permeabilitas tanah cepat (pasir kasar), yaitu lebih besar dari 36 cm per jam.
Adapun beberapa ketentuan lain untuk pembangunan konstruksi sumur resapan adalah:
1. Sumur resapan harus memiliki tangkapan air hujan berupa suatu bentang lahan baik berupa lahan pertanian atau atap rumah.
2. Sebaiknya dilakukan penyaringan air di bak  kontrol terlebih dahulu sebelum masuk kedalam sumur resapan.
3. Bak kontrol terdiri dari beberapa lapisan  berturut-turut adalah lapisan gravel (kerikil), pasir kasar, pasir dan   ijuk.
4. Dasar sumur yang berada di lapisan kedap air diisi batu pecah ukuran 10-20 cm, pecahan bata merah ukuran 5-10 cm setebal 15 cm, ijuk, serta arang. Pecahan batu tersebut disusun berongga.
5. Menggunakan pipa PVC berdiameter 110 mm untuk pipa pemasukan dan pipa pengeluaran. Untuk pipa pengeluaran letaknya lebih rendah dari pada pipa pemasukan sebagai antisipasi manakala terjadi overflow/luapan air di dalam sumur.
6. Diameter sumur bervariasi tergantung pada besarnya curah hujan, luas tangkapan air, konduktifitas hidrolika lapisan aquifer, tebal lapisan aquifer dan daya tampung lapisan aquifer. Pada umumnya diameter berkisar antara 1 – 1,5 m sedalam ± 1,5 m
7. Tergantung pada tingkat kelabilan/kondisi lapisan tanah dan ketersediaan dana yang ada, dinding sumur dapat dilapis pasangan batu bata kosong atau buis beton. Akan lebih baik bila dinding sumur dibuat lubang-lubang air dapat meresap juga secara horizontal.
8. Untuk menghindari terjadinya gangguan atau kecelakaan maka bibir sumur dapat dipertinggi dengan pasangan bata dan atau ditutup dengan papan/plesteran atau plat beton.//**
Teknologi Desalinasi untuk Menyuling Air Laut
PENGOLAHAN air laut menjadi air tawar layak pakai dan minum dikenal juga dengan istilah desalinasi. Proses ini dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu, pertama, proses destilasi atau poses penyulingan. Air laut dengan kandungan berbagai zat dipisahkan dengan cara pemanasan sehingga unsur air akan menguap. Selanjutnya uap air ini didinginkan menjadi titik air yang selanjutnya dapat ditampung menjadi sekumpulan air bersih layak pakai dan minum. Komponen lain seprti logam atau garam yang ada dalam air laut akan tertinggal  dengan sendirinya berdasarkan kaedah gravitasi.
Dalam desalinasi selain menghasilkan air yang layak minum, proses ini dapat juga menghasilkan garam dapur ataupun air berkadar garam tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai kolam apung sebagaimana salah satu wahana di Taman Impian Jaya Ancol.
Dengan memanfaatkan air laut dan mengolahnya sebagai air minum berarti juga mengurangi pemakaian air bawah tanah yang diyakini sebagai penyebab utama penurunan tanah di berbagai tempat terutama di Jakarta. Bahkan, tingkat penurunan tanah akibat eksploitasi air tanah yang berlebihan di Jakarta, membuat kita was-was akan bahaya tenggelamnya ibu kota negara kita dalam beberapa puluh tahun kedepan.
Teknologi desalinasi bukan sesuatu yang mustahil dan tidak mungkin. Dalam penanganan bencana tsunami di Aceh, Australia telah membuktikan penerapan teknologi ini dengan mengolah air laut menjadi air minum yang layak konsumsi bagi korban bencana alam.
Indonesia juga telah menerapkan teknologi desalinasi ini. PT Pembangunan Jaya Ancol, pengelola Taman Impian Jaya Ancol menggunakan teknologi desalinasi guna menghasilkan air tawar untuk memenuhi kebutuhan tempat rekreasi tersebut sekaligus menghasilkan air berkadar garam sangat tinggi sebagai hasil sampingan. Air berkadar garam sangat tinggi ini dialirkan dalam Kolam Apung Wahana Atlantis Ancol.
Berbagai negara juga telah menerapkan teknologi desalinasi ini, seperti Amerika Serikat (el Paso, Texas; memproduksi 104 ribu meter kubik air/hari). Uni Emirat Arab (mempunyai 3 lokasi, salah satunya Fujairah F2 yang memproduksi 492 juta liter/hari). Kemudian Inggris, Israel, Trinidad, Cyprus dan beberapa negara lainnya.
Terdapat beberapa cara dan metode desalinasi diantaranya yang tradisonal adalah dengan menggunakan metode vacuum distillation. Prinsipnya yaitu dengan memanaskan air laut untuk menghasilkan uap air, yang selanjutnya dikondensasi untuk menghasilkan air bersih.
Cara yang paling umum adalah menggunakan metode osmosis terbalik (reverse osmosis atau RO). Osmosis terbalik dianggap yang paling efektif dalam melakukan desalinasi dalam skala besar. Prinsip kerja metode ini adalah dengan mendesak air laut melewati membran-membran semi-permeabel untuk menyaring kandungan garamnya.
Dengan metode osmosis terbalik (reverse osmosis) Taman Impian Jaya Ancol mampu menyulap 7.000 meter kubik air laut menjadi 5.000 m kubik air tawar dan 2.000 m kubik air berkadar garam sangat tinggi. Untuk menghasilkan air bersih dari air laut ini dibutuhkan energi listrik sebesar 4,72 kilowatt jam per meter kubik. Dengan rata-rata tarif listrik yang Rp 1000 /kw, untuk memproduksi 1 liter air bersih melalui desalinasi membutuhkan biaya sekitar Rp 4.700.
Sepertinya sudah saatnya pemerintah melalui PDAM melirik teknologi desalinasi ini sebagai salah satu upaya untuk mencukupi kebutuhan air bersih sekaligus menghentikan laju penurunan tanah. //**
Perlu Komitmen Kuat untuk Hemat Air
KRISIS air tidak datang seketika, tapi merupakan dampak kolaborasi aktifitas manusia. Demikian juga solusinya, tergantung bagaimana kita serentak dan rutin memberi kesempatan alam untuk pulihkan air. Kita juga sudah tahu air bersih semakin menipis. Tidak sedikit juga di antara kita yang sulit mendapatkanya. Maka pastikan kita mulai irit menggunakan air, jangan isrof, berlebihan.
Di tahun 2006, Departemen Pekerjaan Umum mensurvei bahwa setiap orang di perkotaan rata-rata menggunakan air sebanyak 144 liter perharinya. Sekitar 45% atau 60 liter digunakan untuk mandi per orang per hari. Ini belum bicara “memandikan” kendaraan pribadi kita.
Hal yang tidak kalah penting adalah mendaur-ulang air. Bantu tanah menyerap air kembali dengan membuat lubang biopori. Biopori membantu memaksimalkan kembali kemampuan tanah menambah volume air tanah. Biopori bukan sebuah saran, namun sebuah kewajiban.
Kemudian, jika memungkinkan, pastikan ada sumur resapan terdapat di rumah tinggal Anda. Membuat sumur resapan membutuhkan biaya lebih besar dari lubang resapan biopori. Namun lebih efektif dalam menyerapkan hujan kembali ke dalam tanah.
Lubang biopori adalah sebuah lubang dengan diameter 10 sampai 30 cm dengan panjang 30 sampai 100 cm yang ditutupi oleh sampah organik yang berfungsi untuk menjebak air yang mengalir di sekitarnya, sehingga dapat menjadi sumber cadangan air bagi air bawah tanah, tumbuhan di sekitarnya serta dapat juga membantu pelapukan sampah organic menjadi kompos yang bisa dipakai untuk pupuk bagi tumbuh-tumbuhan.
Sedangkan sumur resapan adalah bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan yang jatuh di atas atap rumah atau daerah kedap air dan meresapkannya ke dalam tanah.
Sudah lazim, saat musim hujan, masyarakat perkotaan, seperti di Jakarta misalnya, kerap mengkonotasikan hujan dengan banjir. Potensi hujan sebagai sumber daya air seakan terlupakan. Padahal pengumpulan air hujan di Indonesia sudah lama menjadi strategi konservasi air masyarakat pedesaan dan transmigran – terutama penduduk yang menghuni jauh dari aliran sungai.
Rainwater Harvesting (RWH), atau ‘panen hujan’ adalah proses menampung air hujan dan air ini digunakan kembali untuk berbagai kepentingan, misalnya keperluan irigasi (taman dan kawasan hijau), mencuci, bilasan toilet, hingga bisa juga untuk diminum (setelah diproses sehingga kualitasnya memenuhi standar air minum).
Di kota besar di Korea, sistem RWH lazim digunakan untuk keperluan irigasi (menyirami tanaman), serta membilas toilet. Untuk keperluan mencuci dan minum, juga bisa, namun membutuhkan proses analisa, filtering, dan sterilisasi lebih lanjut. Professor Mooyoung Han, seorang pakar RWH, saat mengunjungi Aceh pasca-tsunami, sempat mendisain sistem penampungan air ujan senilai Rp 500.000,- saja. Bagi kita yang sedang dilanda kesulitan akses air, strategi rendah biaya semacam ini berharga sekali.
Demikian juga Jepang, mereka memiliki sistem RWH di kota besar bernama ‘rojison’, namun lebih menekankan fungsi keamanan dan perlindungan lingkungan. Prinsipnya sama dengan RWH, namun air hujan atau air salju ditampung di tangki bawah tanah dengan pompa yang bisa diakses publik dari atas. Penggunaan air diutamakan bagi masyarakat untuk pencegahan awal kebakaran serta sanitasi darurat (mandi, mencuci) di saat musim panas dan cadangan air tanah sangat sedikit.
Membangun kebiasaan posistif perlu komitmen kuat. Tidak itu saja. Tindakan konservatif atau hemat juga membangun kesabaran, baik waktu dan emosi. Di masyarakat kita, kadang perilaku hemat dibalas dengan stigma sosial sebagai ‘tidak-mampu’ atau ‘miskin’. Demikian juga itu dampak positif  kadang tidak terasa atau terlihat saat itu juga. Namun jiwa yang sehat dan teguh akan mudah menepis ini. Ini perlu dibekali keyakinan kuat, bahwa berpengaruh atau tidaknya tindakan positif kita, Alloh jua yang akan membalasnya. //**
Jangan Isrof, Gunakan Air Secukupnya
BANYAK cara mudah yang dapat dilakukan untuk menghemat air di rumah. Kiat-kiat hemat air itu diantaranya adalah:
1. Matikan keran saat sedang menggosok gigi.  Membiarkan keran terbuka 1 menit sama saja dengan membiarkan 9 liter air terbuang percuma. Akan lebih hemat lagi jika menggunakan gelas sehingga air tidak mengucur terus menerus.
2. Jika mungkin, mandilah dengan menggunakan shower. Mandi dengan shower 3 kali lebih hemat air daripada mandi dengan gayung.
3. Segera perbaiki keran yang bocor. Keran bocor bisa membuang air bersih hingga 13 liter air per hari.
4. Gunakan kloset yang mengunakan dua sistem pembilasan air. Setiap sistem pembilasan bekerja sesuai dengan volume air yang dikeluarkan. Bila kloset hanya digunakan untuk buang air kecil, gunakan pembilasan dengan volume kecil yang tentunya lebih hemat konsumsi air.
5. Pilihlah jenis mesin cuci yang hanya membutuhkan sedikit air.
6. Jika minum air memakai gelas, isilah gelas dengan secukupnya sehingga air habis terminum seluruhnya. Hindari meminum air hanya separuh gelas atau tidak menghabiskan air minum dalam kemasan plastik.
7. Letakkan sebuah ember atau tempat penampungan dibawah kran wudhu, air yang tertampung selama berwudhu bisa digunakan untuk membersih kamar mandi, WC, atau untuk menyiram tanaman.
8. Gunakan air bekas cucian sayuran dan buah untuk menyiram tanaman. Selain hemat, air bekas cucian sayur, buah dan daging ternyata bisa menyuburkan tanaman.
9. Jika mungkin, hindari penggunaan selang. Gunakan kaleng penyiram tanaman atau ember untuk mencuci mobil.
10. Siramlah tanaman di sore atau pagi hari agar air mudah meresap ke dalam akar. Penyiraman pada siang hari hanya membuat air menguap percuma.
11. Buatlah lubang-lubang biopori di taman atau di sekitar rumah. Lubang ini membantu mempercepat proses penyerapan air ke dalam tanah, sehingga dapat mengurangi jumlah air yang menguap bebas ke alam.//**

Walikota Banjarmasin Buka Musda V LDII Kota Banjarmasin


Pada hari Sabtu, 07 Juli 2012 bertempat di Aula Kayuh Baimbai Kotamadya Banjarmasin, diadakan MUSDA V LDII Kota Banjarmasin dengan Tema “Peningkatan Sumber Daya Manusia Profesional Religius Menuju Kota Banjarmasin Sejahtera, Maju dan Mandiri dengan Semangat Kayuh Baimbai” . Musda V kali ini dilaksanakan sebagai laporan pertanggungjawaban kepengurusan LDII masa bakti 2007-2012 dan selanjutnya akan dilakukan pemilihan kepengurusan baru untuk periode 2012-2017.
MUSDA V DPD LDII Kota Banjarmasin dihadiri sekitar 400 yang memenuhi Aula Kayuh Baimbai Kotamadya Banjarmasin,  undangan terdiri dari pengurus DPW Provinsi Kalimantan Selatan, DPD, PC dan PAC, unsur Ulama, generasi muda LDII dan para pengunjung. Hadir pula para pejabat yaitu BapakWALIKOTA  Banjarmasin, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Banjarmasin ,Kepala KESBANGPOL , Kementrian Agama Kota Banjarmasin, Ketua DPW LDII Provinsi Kalimantan Selatan, dan  Perwakilan dari Kapolresta Banjarmasin serta Camat dan Lurah sekota Banjarmasin..
Dalam sambutanya Walikota Banjarmasin  Bpk. H. Muhidin menguraikan satu persatu makna dari tema MUSDA V LDII Kota Banjarmasin tentang “Peningkatan Sumber Daya Manusia Profesional Religius Menuju Kota Banjarmasin Sejahtera, Maju dan Mandiri dengan Semangat Kayuh Baimbai”secara gamblang dengan khas bahasa Banjar ; Selanjutnya beliau mengatakan LDII sebagai Ormas Islam supaya bisa menjaga kerukunan antar umat beragama dan menjadi bagian dari pemersatu bangsa, serta meningkatkan peran serta dalam mewujudkan masyarakat Kota Banjarmasin yang Agamis . Setelah  sambutan Bpk,. H. MUHIDIN juga membuka secara resmi MUSDA V LDII Kota Banjarmasin.
Dari Majelis Ulma Indonesia (MUI), hadir sebagai pengisi sesi pembekalan adalah Ketua MUI Kota Banjarmasin yaitu Bpk Drs. KH.MURJANI SANI M.Ag mengenai “Aktualisasi Taswiyatul Manhaj’ dan Tansiqul Harokah sebagai Instrumen Ukhuwah”,dan dari KESBANGPOLLINMAS Kota Banjarmasin, Bpk H. Normansyah, SH,MH  tentang “Peran Organisasi Kemasyarakatan dalam Kehidupan Bermasyarakat”serta dari Kementrian Agama Kota Banjarmasin Bpk. Drs. H. Najwan Noor, M.Pd. mengenai “Dimensi Pendidikan Agama sebagai Penguat Solidaritas Sosial” yang kesemuanya sebagai acuan dalam menyusun Program lima tahun kedepan  dan  implementasinya sebagai pedoman kegiatan LDII sebagai salah satu Ormas.
Dalam MUSDA ini  terpilih sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kota Banjarmasin adalah Bpk. H. SUBANDRI, SE,  Periode 2012-2017, menggantikan Bapak Aliman,Spd , Bapak SUBANDRI terpilih  secara aklamasi dari seluruh peserta MUSDA.
SUBANDRI dalam pidato sambutan usai penghitungan suara yang dikukuhkan sebagai Ketua DPD Kota Banjarmasin oleh Ketua DPW Provinsi Kalimantan Selatan Bpk Ir.H.Muhammad Darban, B.Sc,MM , menegaskan  bahwa Seia Sekata Seiring Sejalan dengan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) , bahwa DPD Kota Banjarmasin juga mendukung sepenuhnya Empat Pilar Kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI adalah harga mati.Hal ini ia sampaikan karena banyak pihak memandang ormas islam identik dengan ekstrimis, tidak nasionalis dan lain sebagainya.

Remaja LDII Wonosobo Hadiri Camping Edukasi Lingkungan


WONOSOBO. Kegiatan Camping “Edukasi Lingkungan Djarum Trees for Life” di bukit Wartawan kawasan telaga Menjer Wonosobo, Minggu (24/3) kemarin resmi dibuka oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Satu regu utusan pemuda LDII Wonosobo, ikut berbaur dengan ribuan siswa-siswi untuk mengikuti Camping yang berlangsung tiga hari 24-26 Maret 2013.
Pemuda LDII merupakan salah satu ormas yang mendapat undangan untuk ikut serta dalam camping tersebut. Hal ini sejalan dengan gerakan ”LDII GO GREEN” yang telah lama menjadi gerakan peduli klingkungan di kalangan organisasi dakwah tersebut.
Menteri perekonomian Hatta Rajasa dalam sambutanya mengatakan, siapapun orangnya harus peduli terhadap lingkungan. Yaitu dengan menanam pohon dan menjaganya. Menurut beliau, pohon itu ibarat manusia yang lahir dari bayi yang disemai lalu dirawat dan dijaga menjadi manusia yang besar dan bermanfaat buat lingkungan sekitarnya.
“Betapa pentingnya menanam pohon sampai-sampai Rosululloh memerintahkan umat untuk menanam. Jika engkau mempunyai biji, tanamlah barangkali bermanfaat buat dirimu atau palingtidak buat anak-anakmu kelak,” kata Menko.
Beliau juga menyampaikan terima kasih kepada kaum jurnalis yang telah membuat “Bukit Wartawan” di kawasan telaga Menjer untuk
dijaga dan dilestarikan. Hatta juga berharap kawasan Dieng yang menjadi penyangga air di kawasan sekitar untuk dijaga bersama-sama.
Vice President Direktur Djarum Foundation, FX Supanji dalam sambutanya menyatakan perkemahan “ Djarum Trees for Life” ini bertujuan mengajak masyarakat khususnya generasi muda untuk peduli pentingnya pohon. Karena itu dalam Camping 3 hari tersebut para peserta akan diberikan workshop tentang peduli lingkungan.
Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo yang ikut hadir mengatakan menjaga lingkungan pada prinsipnya menjaga manusia itu sendiri. Sebeb kalau lingkungan dijaga akan menjaga makhluk hidup dari bencana dan kebutuhan ekonomi. Bupati Wonosobo Kholik Arif juga mengatakan tidak henti-hentinya mengajak seluruh warga masyarakat untuk terus menjaga Wonosobo dari ancaman lingkungan kritis.
Pembukaan Camping “Edukasi Lingkungan Djarum Trees for Life” juga dilanjutkan dengan gerakan menanam pohon di “Bukit Wartawan” oleh sejumlah pejabat yang hadir. Selain Hatta Rajasa juga menteri kehutanan Zulkifli Hasan, Gubernur Bibit Waluyo dan Bupati Wonosobo Kholik Arief.
Humas Setda Wonosobo Agus Wibowo, secara khusus menyampaikan terima kasih kepada Pemuda LDII yang juga telah menyumbangkan atraksi Seni Pencak Silat dari Perguruan Silat Nasional “Persinas ASAD” dalam acara pembukaan.(Dbs BR)

Ketua MUI NTB Buka Taklim Kitab Faraid


Bertepatan dengan Acara Pembukaan Pengkajian Kitab Al-Faraidl. DPW LDII NTB mengundang Ketua MUI NTB yang dihadiri oleh Ketua Bidang Dakwah TGH. M. Anwar, yang juga merupakan Pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah Duman Lombok Barat.
Pada kesempatan hari itu, tanggal 13 Januari 2013,  tokoh Nahdatul Ulama NTB ini, menyampaikan ilmu Faraidl ini merupakan ilmu yang penting untuk dipelajari, dan menyampaikan kekagumanannya yang tidak henti henti kepada LDII yang selalu mempelajari ilmu yang beliau sendiri jarang mengetahuinya.
Bahkan pada kesempatan itu pula, politisi lawas ini mengisahkan perjalanannya ke pondok pesantren Burengan Kediri bersama Ketua DPW LDII NTB, Ir. Abdullah A.Karim, M.Si. “Saya sekarang tahu LDII luar dalam, semuanya sudah saya saksikan dan lihat sendiri. Jadi kalu ada yang tanya tentang LDII, bisa saya jelaskan kondisi yang sebenarnya, “ ungkapnya.

Jumat, 29 Maret 2013

Relokasi Warga Bantaran Kali, Jokowi Minta Bantuan LDII


Relokasi Warga Bantaran Kali, Jokowi Minta Bantuan LDII

Aisyah - Okezone
Kamis, 28 Maret 2013 14:29 wib
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Foto: Dede/Okezone)
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Foto: Dede/Okezone)
JAKARTA - Usai menyerahkan laporan keuangan di Gedung Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mendatangi kantor DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), di bilangan Senayan, Jakarta.

Mantan Wali Kota Solo itu meminta bantuan tokoh-tokoh LDII untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang tinggal di bantaran kali agar mau direlokasi.

"Karena tahun ini ingin merelokasi warga yang berada di Ciliwung, Pesanggrahan, Angke, Sunter. Saya lihat LDII banyak tersebar di sana. Saya titip rasa sosialisasi ke sana tentang program DKI yang akan dilaksanakan. Saya lihat sekarang tokoh agama lebih dipercaya, sehingga penyampaiannya lebih bisa mengena," ujar Jokowi, Kamis (28/3/2013).

Jokowi meminta para ulama LDII untuk memberi pemahaman tentang bahaya tinggal di pinggiran sungai, termasuk larangan undang-undang untuk tinggal di lokasi tersebut.

Selain tentang relokasi, Jokowi juga meminta LDII untuk melakukan sosialisasi terkait Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan Kartu Jakarta Pintar (KJP). Jokowi menegaskan KJS dan KJP hanya untuk warga miskin dan rentan miskin.

"Mereka juga tolong diberikan pemahaman tentang ini (KJS dan KJS) bahwa program ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Saya kemarin ke sana, tapi enggak nyinggung tentang relokasi. Saya cuma ngasih buku, tas dan beras," kata Jokowi.

Terakhir, Jokowi meminta LDII memberi pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya pengawasan dan transparansi keuangan melalui penempelan poster APBD. "Saya ingin perpindahan tanpa ribut dan masalah," tutup Jokowi.
 

Rabu, 27 Maret 2013

Bahaya Pergaulan Bebas



Semakin tingginya frekuensi arus globalisasi di era industrialisasi yang sudah mengglobal serta arus modernisasi dan sekularisasi sangat berpengaruh besar terhadap pergaulan bebas dengan lain jenis (kumpul kebo), baik di perkotaan maupun di pedesaan.
Kondisi semacam ini juga sangat mempengaruhi terhadap ideologi masyarakat, sehingga ada sebagian mereka beranggapan, kalau tidak bergaul dengan selain jenis maka di nilai ketinggalan zaman. Inilah salah satu dampak arus globalisasi. Oleh karena itu, dalam kondisi semacam ini manusia di tuntut untuk lebih berhati-hati dalam bertindak.
Kalau kita lacak secara fenominal bahwa pergaulan di masa sekarang- di berbgai tempat-khususnya di perkotaan- seakan-akan sudah menjadi bagian kultur yang di akui keberadaannya dan tidak bisa di hindari lagi, bahkan di anggap hal yang biasa-bisa oleh kalangan remaja.
Padahal kalau di lihat di lapangan, pergaulan ini sangat meresahkan masyarakat, bahkan kalau kalangan remaja terus di biasakan hal semacam ini tanpa ada kesadaran dan pendidikan yang berorientasikan pada moral maka bagaimana dengan bangsa yang akan datang.
Sangat tragis, ternyata pergaulan bebas itu tidak hanya sebatas bergaul melainkan terkadang mendorong untuk melakukan hal yang lebih tidak di sukai oleh agama, seperti, bercumbu rayu, berciuman dan bahkan terjebak dalam perzinahan. Oleh karena itu, tanpa ada sekat-sekat pembatasan antara wanita dan laki-laki yang bukan muhrim maka dampak dan bahayanya seperti itu.
Kalau dalam ajaran islam, pergaulan bebas itu tidak di perbolehkan, bahkan melihat wanita yang bukan muhrim tanpa ada maksud-maksud yang di perbolehkan jug tidak boleh. Semisal saling melihat dan lainnya. Karena hal itu merupakan awal untuk melangkah pada garis selanjutnya seperti janjian dsb. Islam membolehkan bergaul dengan wanita yang bukan muhrimnya apabila ada alasan yang tepat menurut syariat, seperti ingin mengawini, karena sebelumnya di anjurkan melihat si wanita itu, cocok tidaknya.
Di masa sekarang, di Barat, hususnya di Eropa, pergaulan bebas sangatlah dominan bahkan homo dan lesbian sudah menjadi bagian kultur mereka. Ini tidak asing lagi di mata mereka, tapi ini sangat meresahkan masyarakat di sana sebab kasus aborsi di sana makin hari makin meningkat. Ini adalah gambaran dari pengaruh dan bahaya pergaulan bebas.
Secara mendasar ternyata hal semacam ini karena kebebasan di artikan bebas secara mutlak tanpa ada butir-butir aturan yang menjaga jarak antara mereka. Di sadari atau tidak kita harus menjaga jarak dalam pergaulan terutama pergaulan dengan lain jenis. Semoga Allah melindungi kita. Amin

Bahaya Narkoba Bagi Tubuh Kita





Akibat Narkoba 17 Ribu Orang Mati Sia Sia Setiap Tahunnya

 Tidak tanggung tanggung setiap tahunnya ada 17 ribu orang yang mati sia sia karna mengkonsumsi narkoba, lebih parahnya lagi kebanyakan yang menjadi korban adalah kaum pelajar mulai dari siswa SMP hingga mahasiswa, bahkan para pengedar narkoba tak tanggung tanggung anak SD pun menjadi sasaran dagangannya.

Sungguh ironi memang apa yang sedang dihadapi bangsa Ini, selain kerugian material yang sangat besar, korban yang berjatuhan belasan ribu orang, yang kebanyakan kaum pelajar, yang nantinya akan menjadi calon penerus bangsa, moral bangsa Indonesia di anggap rendah di mata dunia.

Maka mulai dari sekarang kita harus memikirkan apa cara penanggulangan nya, karena hingga saat ini angka kematian karna penyalahgunaan narkoba, bukannya berkurang tapi bertambah setiap tahunnya, oleh karena itu perang orang tua tua begitu penting untuk meminimalisir penggunaan narkoba, selain orang tua, mereka juga harus mendapat arahan dari guru, tokoh agama, untuk memberikan himbauan kepada seluruh lapisan masyarakat, agar tidak terlibat narkoba,yang dapat merusak masa depan anak bangsa.

Penelitian klinis terhadap penderita narkoba memperlihatkan bahwa manifestasi klinis penderita narkotik terutama yang memakai dengan cara menghirup dan menyuntik narkotik adalah demam pada sekitar 75% sampai dengan 100% kasus, yang disertai letih lesu pada 30% kasus. Didapatkan berat badan penderita narkoba menurun pada sekitar 10 – 15% kasus. Sesak nafas terjadi pada sekitar 10% kasus yang diteliti.

Pemeriksaan jasmani penderita narkotik mendapati adanya radang paru yang disertai pembesaran limpa, penyakit jantung, kerusakan hati atau kerusakan ginjal, Pada suatu tahap, penderita datang dalam keadaan syok akibat over dosis atau kerusakan organ tubuh yang disebutkan diatas.. Gejala gejala tersebut sangat mirip dengan radang paru (Broncho Pneumonia), TBC, Gagal jantung, Demam Rheumatik atau tersebarnya kuman dalam darah. Tahap akhir bagi pengguna narkoba yang memakai narkoba suntik adalah terpapar penyakit HIV/AIDS Kita harus wajib mewaspadai bila pasien datang dua kali berobat dengan gejala yang hampir sama disertai tanda tanda pemakaian narkoba.
Pengobatan radang paru penderita narkotik harus disertai disertai pengobatan terhadap ketergantungan narkotiknya. Tidak terdapat kesulitan yang berarti dalam mengobati kelainan pari yang dideritanya. Guna mengobati ketergantungan narkotiknya, saya segera menghubungi isteri dan orang tuanya dan berkomunikasi guna merujukkan penderita tersebut pada salah satu tempat pengobatan narkotik di Jakarta.

Dari penelitian, beberapa faktor individu seperti rasa ingin tahu dan ingin mencoba, tak dapat bertindak tegas terhadap tawaran teman , rasa kurang percaya diri, persepsi yang tidak realistis serta berbagai sebab lain menyebabkan seseorang dapat memakai narkotik. Selain itu faktor lingkungan seperti mudahnya didapatkan zat adiksi selama 5 tahun terakhir ini, komunikasi orangtua –isteri – anak yg tidak efektif dan tak harmonis, tekanan teman sebaya /sekelompok dan berbagai faktor lingkungan lainnya, membuat ia mencoba memakai narkotik. Oleh karena itu semua orang tua patut waspada kalau terjadi perubahan sikap pada anaknya atau sering timbulnya penyakit pada anaknya.
Kasus –kasus seperti Toni ternyata terus bertambah di Indonesia setiap hari, walaupun masyarakat terus menggalakkan penangkalan NAPZA dan telah ada Undang – Undang Psikotropika dan Narkotika untuk menghadapinya sehingga kondisi sekarang patut disebut bencana nasional. Kondisi ekonomi Indonesia yang sulit serta mudahnya mendapatkan uang haram melalui perdagangan tersebut telah membutakan sebagian anggauta kelompok masyarakat dan segelintir oknum petugas/pejabat sehingga mereka tak perduli terhadap rusaknya mental masyarakat Indonesia. Para pakar memperkirakan bahwa pemakai candu di Indonesia sebenarnya 100 kali lebih banyak dari penderita yang terdeteksi datang di tempat pelayanan/rumah sakit/ tertangkap oleh polisi. Semoga kita semua menyadari bahaya pemakaian narkoba bagi masyarakat kita.

Bebaskan Diri dari Dampak Narkoba

MASALAH narkotik, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza) memang bukan monopoli sebuah negara saja. Hampir di setiap negara, baik negara maju maupun negara berkembang, memiliki masalah tersebut. Berbagai macam cara dilakukan oleh pemerintah masing-masing negara untuk “menumpas” napza dari buminya, namun tidak ada satu pun negara yang tercatat telah berhasil mengalahkan musuh besar tersebut.
Australia, sebagai negara maju yang letaknya tidak terlalu jauh dari daerah The Golden Triangle tidak luput dari masalah tersebut. Bahkan Australia pun menghadapi masalah ketergantungan pada tembakau dan alkohol. Dampak yang ditimbulkan, sangat luar biasa dan membuat Pemerintah Australia tercengang.
Berdasarkan perhitungan terakhir diperkirakan pada tahun 1998, kurang lebih 22.500 orang akan meninggal sebagai akibat langsung atau tidak langsung dari pemakaian napza berbahaya. Sekitar 17.500 orang Australia dirawat di rumah sakit karena keadaan yang diakibatkan oleh pemakaian tembakau, alkohol, dan jenis narkoba lain (Biro Intelijen Australia, 1999).
Dalam akhir tahun 1990-an hampir dapat dipastikan bahwa satu dari lima kematian di Australia berhubungan dengan pemakaian narkoba (Dewan Menteri mengenai Strategi Narkoba, 1998).
Pada tahun 1960-an di Australia mulai terjadi perubahan dalam hal pola pemakaian narkoba, yakni banyaknya narkotika ilegal beredar dan meningkatnya jumlah kaum muda yang mengkonsumsi narkoba. Pada masa itulah pemakaian narkoba mulai identik dengan kaum muda.
Kenyataan tersebut sangat mengejutkan masyarakat Australia, dan pada awal tahun 1970-an mereka mulai mengakui, mereka memiliki masalah narkoba. Apalagi kenyataan menunjukkan, meningkatnya jumlah pemakaian narkoba secara ilegal menjadi penyebab meningkatnya perkara kriminal, serta menurunnya standar kesehatan.
Bertambahnya perhatian dan kesadaran masyarakat mengenai permasalahan itu, mendesak Pemerintah Australia untuk melindungi masyarakat dan menanggulangi masalah narkoba. Biaya untuk usaha penegakan hukum dinaikkan jumlahnya, dan hukuman yang lebih berat untuk pemasok serta pemakai mulai diberlakukan.
Memang usaha pencegahan sebelumnya cenderung difokuskan pada pemberian peringatan kepada masyarakat mengenai bahaya pemakaian narkoba. Taktik kejutan dan ketakutan digunakan di media massa Australia, untuk membuat kaum muda memiliki rasa takut pada narkoba. Namun kampanye itu tidak membuahkan hasil yang memuaskan.
Kaum muda terus bereksperimen dengan narkoba dan statistik pemakaian narkoba terus menanjak. Kampanye pencegahan antinarkoba dan program pendidikan sekolah tidak berhasil mengubah perilaku pemakaian narkoba pada kaum muda, dan mencegah persoalan mereka yang berhubungan dengan narkoba.
MESKIPUN telah ada kebijakan pencegahan, mekanisme pemasok pasar dan permintaan narkoba ilegal tetap bertambah, khususnya di antara kaum muda. Kriminalitas meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah pemakai narkoba dan ketersediaan narkoba ilegal. Tindakan pelarangan selama satu dekade yang diarahkan pada usaha memusnahkan narkoba, meningkatnya harga narkoba, dan pencegahan pemakaian narkoba yang lebih jauh, ternyata tidak membawa hasil di Australia. Dengan bertam-bahnya jumlah kaum muda yang menjadi korban pemakaian narkoba, masyarakat dan pemerintah semakin menyadari akan perlunya pendekatan kebijakan yang lebih terpadu untuk menanggulangi masalah narkoba.
Walaupun usaha pencegahan pemakaian narkoba melalui pendidikan di sekolah-sekolah di Australia telah dimulai pada tahun 1970-an, baru pada pertengahan tahun 1980-an lah usaha pencegahan dimulai dengan benar. Sejak tersedianya dana Commonwealth untuk strategi pencegahan dasar dan pendidikan mengenai narkoba, program di sekolah-sekolah bertambah baik mutunya dan Australia telah memulai kampanye pencegahan anti-narkoba yang sangat baik.
Pada tahun 1985, Australia secara radikal mengubah arah kebijakan tentang narkoba, menjadi kebijakan bersama memperkecil bahaya. Usaha memperkecil bahaya memerlukan aparat kesehatan, pendidikan, pengadilan, dan penegak hukum untuk bekerja sama di tingkat nasional dan tingkat negara bagian.
Tujuan utama dari partnership itu untuk memperkecil akibat buruk dari pemakaian narkoba di tengah masyarakat Australia. Usaha memperkecil bahaya adalah perpaduan antara pengurangan pasokan (penegakan hukum) dan pengurangan permintaan (pendidikan), untuk mengurangi akibat pemakaian narkoba terhadap kesehatan, sosial, dan ekonomi kepada si pemakai dan masyarakat.
Sejak pertengahan tahun 1980-an, Kampanye Nasional Melawan Penyalahgunaan Narkoba terlibat dalam usaha nasional untuk memperkecil akibat berbahaya dari pamakaian narkoba di Australia. Kampanye itu terlibat dalam pengembangan dan pelaksanaan beragam strategi untuk mengurangi keinginan, permintaan dan kebutuhan akan narkoba.
Dengan bantuan Drug Offensive, Commonwealth, bekerja-sama dengan pemerintah negara bagian/teritori, organisasi masyarakat, lembaga narkoba dan alkohol, dan aparat pendi-dikan bersama-sama mengembangkan kampanye bagi masyarakat, program kesehatan masyarakat dan pendidikan di sekolah.
SEJAK kampanye ini, secara resmi Australia memakai tiga pendekatan untuk menanggulangi masalah pemakaian narkoba. Pertama pengurangan pasokan (supply reduction), pengurangan permintaan (demand reduction), dan pengurangan bahaya (harm reduction). Program pertama dan kedua telah dilakukan bertahun-tahun, namun tidak membuahkan hasil yang memuaskan. Akhirnya Australia memutuskan untuk juga melakukan program ketiga, yakni pengurangan bahaya, dan hasilnya sangat memuaskan.
Untuk pengurangan pasokan, Australia semakin memperketat pembatasan akses untuk mendapatkan narkoba. Misalnya untuk mendapatkan narkoba legal, diterapkan batasan umur, pembatasan tempat pemakaian, dan pembatasan tempat pembelian. Sementara untuk narkoba ilegal, Australia juga melakukan pembinasaan produksi narkoba, menyeret petani yang menanam narkoba ke pengadilan, dan melakukan program subsitusi tanaman.
Subsitusi tanaman ini merupakan kampanye agar petani mau mengganti tanaman narkobanya dengan jenis tanaman lain seperti kopi dan coklat. Program ini kurang diminati petani karena uang yang dida-
pat dari tumbuhan narkoba jauh lebih besar dari pada tumbuhan pengganti. Sementara itu program tersebut tetap diiringi dengan tindakan pencegahan dan represi yang dilakukan aparat hukum.
Di seluruh negara bagian dan teritori, Australia melakukan program pengurangan permintaan. Program ini dijalankan di jalur pendidikan, di pusat kesehatan masyarakat, dan tempat rehabilitasi ketergantungan narkoba. Pada program pendidikan penanggulangan narkoba, Australia telah menyadari bahwa cara menakut-nakuti tidak efektif bagi para pengguna. Informasi yang disebarkan dalam berbagai bentuk tentang bahaya narkoba juga kurang efektif. Sedangkan pendekatan dengan teman sebaya, dirasa-kan tidak menyelesaikan masalah.
Program pengurangan bahaya bertujuan untuk membatasi atau mengurangi bahaya akibat pemakaian narkoba. Ba-haya-bahaya yang timbul antara lain masalah kesehatan, biaya sosial, dan biaya ekonomi. Program pengurangan bahaya secara prinsip merupakan tujuan pragmatis jangka pendek. Program ini akan melibatkan para pemakai narkoba dengan menjalankan hirarki risiko.
Hirarki risiko maksudnya, pertama mengajak pemakai narkoba untuk tidak menggunakan narkoba lagi. Kedua, bila mereka tidak bisa, sehingga terpaksa menggunakan narkoba, jangan menggunakan narkoba suntik. Ketiga, jika terpaksa menggunakan jarum suntik, selalu menggunakan jarum suntik baru yang steril dan tidak ber-bagi jarum suntik maupun peralatan menyuntik lainnya.
Keempat, jika tidak ada ja-rum suntik baru yang steril atau harus berbagi jarum suntik, selalu menyucihamakan jarum suntik tersebut sebelum setiap pemakaian.
Ada beberapa strategi pengurangan bahaya yang dilakukan Australia. Antara lain menyediakan program pertukaran jarum suntik, menyediakan berbagai macam jenis perawatan, penjangkauan (outreach) farmakoterapi, dan program untuk mencapai pemutusan pemakaian narkoba.
Hasil yang dicapai dari ‘perkawinan’ tiga upaya pengurangan ini ternyata sangat menakjubkan. Di kota-kota yang menjalankan program pertukaran jarum suntik menunjukkan angka HIV menurun sebesar 5,8 persen per tahun. Sedangkan kota-kota yang tidak melakukan program pertukaran jarum suntik menunjukkan adanya peningkatan HIV sebesar 5,9 persen per tahun.
Di Sydney yang pada akhir tahun 1980-an memiliki angka HIV di antara pengguna narkoba dengan jarum suntik (Injecting Drug User/IDU) sebesar 3-5 persen. Setelah melakukan program pertukaran jarum suntik, program metadon, dan penjangkauan pada tahun 1987-1988, angka HIV di antara IDU kurang dari 4 persen. Sedangkan pada tahun 1996 angka itu semakin turun menjadi kurang dari 3 persen.
Evaluasi terhadap program pertukaran jarum suntik ini menunjukkan, program ini mampu menyelamatkan sekitar 3.000 nyawa pada tahun 1991 saja. Hanya diperlukan biaya 400 dollar Australia untuk setiap nyawa yang diselamatkan. Namun biaya ini tidak seberapa dibandingkan biaya yang dapat dihemat sebesar 300 juta dollar Australia per tahun untuk penanggulangan HIV.
Dari evaluasi ini juga menunjukkan, program pertukaran jarum suntik tidak menyebabkan terjadinya peningkatan pada jumlah IDU dan pemakaian narkoba.

Minggu, 24 Maret 2013

” LDII Beda Dengan Ahmadiyah ” Kata Kh Zulfiqar Hajar


” LDII Beda Dengan Ahmadiyah ” Kata Kh Zulfiqar Hajar - Ketua Komisi Dakwah dan Luar Negeri MUI Kota Medan Al-Ustadz KH Zulfiqar Hajar Lc menegaskan, keberadaan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) sangat berbeda dengan aliran Ahmadiyah.

LDII Beda Dengan Ahmadiyah Kata KH Zulfiqar Hajar
“Kalau Ahmadiyah nyata-nyata merupakan ajaran sesat-menyesatkan dan harus ‘diamputasi’. Sedangkan LDII jika disebutkan sebagai aliran sesat harus dibuktikan dahulu di lapangan, bukan melalui tuduhan dan tudingan,” katanya ketika menerima kunjungan silaturahmi pengurus DPP LDII dipimpin Ketuanya Ir H Chriswanto Santoso MSc.
Menurutnya, pada awalnya dia menduga LDII merupakan aliran sesat, karena mendapatkan informasi, jamaah LDII “mensamak” bekas kaki orang di luar LDII yang salat di masjid mereka serta tidak bersedia menjadi makmum kepada orang di luar LDII. Jika terpaksa bermakmum, maka mereka mengulangi salatnya.
Tapi, lanjut KH Zulfiqar Hajar, setelah melihat langsung di lapangan, baik di LDII Medan hingga ke Jombang, Kediri, Bandung dan Jakarta, ternyata hal-hal yang dituduhkan itu tidak benar sama sekali, karena jamaah LDII masih tetap berpegang teguh kepadaAlquran dan Sunnah Rasulullah SAW. Artinya, LDII masih dalam ajaran Islam yang sesungguhnya (hadza dinul Islam).
Ditambahkannya, LDII akan mudah diterima masyarakat dan tidak akan dipermasalahkan lagi oleh pihak lain jika 9 poin pernyataan Ketua dan Sekretaris LDII Sumut H Selamat SH dan H Martono Spd MM pada tanggal 15 Februari 2007 di hadapan sejumlah pengurus MUI Sumut di antaranya LDII tidak menganggap muslim di luar kelompoknya kafir dan najis serta LDII terbuka dan mengakui kitab-kitab muktabarah di kalangan Ahli Sunnah.
Oleh : Ludhy Cahyana
Baca Juga
http://ldiicianjur.blogspot.com/2013/03/pernyataan-ldii-sesat-pernyataan-yang

Pernyataan “LDII Sesat” : Pernyataan Yang Menyesatkan



Pernyataan “LDII Sesat” : Pernyataan Yang Menyesatkan - Banyak sekali pernyataan bahwasanya LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia), adalah lembaga dakwah sesat, atau kegiatannya yang menyesatkan.
Pernyataan “LDII Sesat” : Pernyataan Yang Menyesatkan
Pernyataan “LDII Sesat” : Pernyataan Yang Menyesatkan
Kalau ditelisik, yang mana yang menyesatkan? apakah kegiatannya berseberangan dengan kaidah Al-Quran dan Sunnah Rosul?, padahal dalam melakukan pembinaan kepada para simpatisannya LDII melakukan kegiatan yang berkesinambungan, dan dalam pengajiannya diisi dengan pemangqulan (transfers ilmu dari guru ke murid) Al-Quran dan Al-Hadits, layaknya anak sekolah yang belajar di sekolahan sedang diajar oleh ibu/ bapak guru. jadi maksudnya memangqulkan adalah guru mengajarkan kemudian murid mendengarkan. Di LDII semua kalangan diterima, diurusi dan diarahkan hanya semata-mata mencari pahala dari Alloh tidak lebih dari itu, sedangkan saat ini yang mengaji di LDII mulai orang miskin hingga orang kaya, petani hingga artis, prajurit hingga jendral, mahasiswa hingga profesor, masyarakat hingga anggota DPRRI semua ada di LDII, lalu kalau LDII masih dikatakan sesat, bagaimana dengan mereka? bukankah mereka adalah orang-orang intelek, berpendidikan dan punya kredibilitas?
Di LDII juga ada pembinaan lainnya mulai pembinaan remas, (jika di LDII dinamakan Muda-mudi), paud (caberawit), manula, ibu-ibu dan sebagainya yang isinya pembinaan berbasis keagamaan tanpa menyimpang (sekali lagi) dari ajaran islam, dan juga tidak menyimpang dari konstitusi negara kita, yaitu pancasila dan UUD1945, lalu mana yang dianggap sesat? sedangkan banyak dikabarkan bahwanya LDII sesat menyesatkan sehingga dapat merusak tatanan masyarakat, mari Kami ajak kepada masyarakat untuk melihat kegiatan LDII dari dekat, langsung dan tanpa ada perantara, Anda akan lebih mengetahui dan dapat menilai bagaimana pengajian dan kegiatan yang lainnya.
Jika masih ada yang menyatakan isu bahwasanya LDII sesat maka itu adalah pernyataan yang menyesatkan, adapun istilah jamaah yang sering digunakan, sebenarnya itu juga digunakan oleh khalayak umum contoh : masjid jamaah, apabedanya dengan masjid jami’ dan sebagainya, bahkan di TRansTV ada ustad yang dengan serta merta meneriakkan kata “Jamaaaaaaah….” sambil memutar-mutar tangannya, yang ditonton ribuan mata. Atau mungkin masji LDII hanya khusus orang LDII, kalau ada tamu langsung di pel, itu juga tidak benar, masjid LDII bisa digunakan oleh siapapun asalkan ijin kepada takmir masjid, adapun di pel sudah layaknya memang di pel, karena masjid LDII digunakan hampir setiap hari, karena padatnya acara pembinaan, jika Anda mampir ke masjid LDII dan hal tersebut terjadi tidak perlu syu’udhon, karena itu adalah rutinitas, di Mall saja setiap 3 jam sekali dipel agar terlihat bersih, masa kalau tempat ibadah tidak boleh, padahal kalau di masjid LDII mungkin hanya 1 kali sehari.
Kami berharap kepada masyarakat untuk tidak terpancing banyaknya isu atau tanggapan miring tentang LDII. Lebih baik Anda jika ingin mengetahui lebih dalam atau hanya ingin mengetahui secara singkat, silahkan hubungi langsung pengurus LDII dikota Anda atau pengurus LDII terdekat karena LDII saat ini sudah ada hingga desa dan kelurahan seluruh Indonesia. (egrp)

Sabtu, 23 Maret 2013

Generasi LDII yang Profesional dan Religius


LDII Ciptakan Generasi yang Profesional Religius

OPINI | 15 February 2013 | 06:52Dibaca: 122   Komentar: 0   Nihil

136091099239947300
Lembaga Dakwah Islam Indonesia disingkat LDII adalah salah satu ormas islam terbesar di Indonesia. Organisasi yang legal dan sah dimata hukum ini telah ada di 34 provinsi. Tak terkecual seluruh kabupaten/kota. Hingga kecamatan dan kelurahan.
LDII sebagai organisasi keislaman terus berupaya membantu pemerintah membangun masyarakat. Khususnya dari segi mental spiritual. LDII aktif membina kualitas keberagamaan masyarakat Indonesia. Baik kualitas agama pribadi maupun sosial.
Sebagai bukti LDII terus membina masyarakat ialah dengan banyaknya kegiatan positif yang dilakukan. Mulai dari kegiatan tingkat Pusat, DPW, DPD, PC hingga PAC.
Kegiatan pusat antara lain pembinaan anak muda di pondok pesantren. Sudah banyak ponpes yang dikelola swadaya oleh LDII. Salah satu yang terkenal ialah Ponpes Wali Barokah yang berlokasi di Kediri, Jawa Timur.
Disetiap propinsi, LDII pun memiliki minimal 1 atau 2 pondok pesantren mini. Pondok pesantren LDII lainnya diantaranya Pondok Pesantren Al Manshurin Metro Lampung;Pondok Pesantren Millenium Alfina; Pondok Pesantren “Nurul Hakim”, Kaliawen Barat, Desa Ngino, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur; Pondok Pesantren Al Barokah SidoarjoPondok Pesantren Gading Mangu Perak JombangPondok Pesantren Budi Luhur SragenPondok Pesantren Nurul Azizah Balongjeruk Kediri;Pondok Pesantren Mulya Abadi Mulungan YogyakartaPondok Pesantren LDII Blawe;Pondok Pesantren An Nur Sragen Jawa TengahPondok Pesantren Budi Utomo Surakarta;Pondok Pesantren Baitul Makmur WonosalamPondok Pesantren Sabilurrosyidin SurabayaPondok Pesantren Sumber Barokah KarawangPondok Pesantren Bairuha Balikpapan Kalimantan Timur; Pondok pesantren “Aziziyah” Samarinda; Pondok Pesantren “Nurul Islam” Samarinda; Pondok Pesantren “Al Hidayah” Lok Tabat Selatan Banjarbaru, serta tidak lupa Ponpes Baitul Ulum di Cianjur dan masih banyak lagi.
13609113241991492292
Bapak SBY dan Pengurus LDII di Istana
Tak ketinggalan pelaksanaan perkemahan Camping Cinta Alam Indonesia (CAI). Yang setiap tahunnya berlangsung di Bumi Perkemahan Kosambiwojo, Jombang, Jawa Timur. Setiap tahun kegiatan CAI selalu dinanti-nantikan. Peserta camping itu sendiri bukan hanya dari seluruh Indonesia. Bahkan, pemuda dari mancanegara juga ada.
Untuk tingkat DPD kabupaten/kota ada pengurus PPG (penggerak pembina generus) yang selalu memantau kegiatan pengajian generus yang ada di PC maupun PAC. Ditingkat DPD pengajian dilaksanakan sebulah sekali. Untuk kegiatan tingkat PC minimal sebulan sekali diadakan pengajian. Untuk tingkat PAC paling tidak ada 2 kali pengajian.
Adapun materi yang diberikan baik di tingkat Pusat, DPW, DPD, PC, PAC adalah pengkajian Quran yang meliputi bacaan, makna dan keterangan. Ditambah pengkajian Al-hadis. Belum lagi kegiatan pencak silat yang dinaungi oleh Persinas ASAD, senam barokah, sepak bola, pramuka dll.
Adanya LDII giat membina umat adalah untuk menciptakan generasi yang Qurani. Diharapkan generasi muda LDII memiliki 3 hal. Pertama, memiliki kepahaman agama yang kuat. Kedua, memiliki akhlakul karimah. Ketiga, memiliki kemandirian. Tujuan akhirnya diharapkan generasi Indonesia menjadi generasi yang profesional dan religius. Profesional dalam bidangnya. Artinya memiliki kecakapan yang lebih dalam bidang yang digeluti. Ditambah lagi religius. Yakni bersifat keagamaan. Bisa membawa nilai-nilai kebaikan yang ada di dalam agama dalam kehidupan sehari-hari.
Diharapkan dengan giatnya LDII mengadakan pembinaan, maka generasi Indonesia akan menjadi generasi yang profesional dan religius. Nantinya bisa membawa angin perubahan kearah yang maju bagi bangsa ini.